Tahapan-tahapa dalam Tolak Peluru

Tahapan-tahapan dalam Tolam Peluru - Meskipun tolak peluru masuk kedalam nomor lemparan, namun istilah "lempar peluru" adalah kurang tepat. Karena pada kenyataannya peluru itu tidak boleh dilempar, tetapi harus ditolak atau didorong dari bahu.

Pada ulasan sebelumnya mengenai cara memegang peluru, namun hal ini perlu meninjau beberapa segi yang menyangkut masalah teknik menolak peluru secara keseluruhan.

Cara meletakkan peluru di bahu
Sebenarnya peluru itu tidak benar-benar diletakkan diatas bahu (pundak), tetapi agak turun kedepan melekat pada pangkal leher. Bagain peluru yang terletak antara ibu jari dan jari telunjuk sedikit melekat pada tulang selangka (clavicul) sedang peluru bagian atas menempel pada pangkal dagu (rahang bawah). Pada posisi itu siku dibuka tidak lebih dari 90 derajad.


Sikap Menolak




Sikap atau posisi badan saat akan menolak peluru adalah sebagai berikut :
  1. Peluru dipegang dan diletakkan di pangkal leher seperti pada screnshot diatas.
  2. Berdiri didalam lingkaran agak membelakangi sasaran. Tungkai kiri di julurkan kebelakang  hampir lurus dan rileks serta berpijak pada ujung kaki. Posisi kaki kiri ini sedikit bergeser  kekiri  dari garis tengah arah tolakkan (kalau ada balok penahan, kaki kiri ini hampir menempel pada bagian balok penahan).
  3. Kaki kanan bertumpu dengan seluruh tanpak kaki pada pusat lingkaran. Jarak antara tumit kanan dengan ujung kaki kiri sekitar 3 kaki. Dalam posisi ini jari-jari kaki berada pada satu garis  lurus dengan tumit kanan, atau dapat pula lebih kebelakang /kekiri sedikit.
  4. Lutut kanan ditekuk sedemikian rupa sehingga lutut ini kira-kira berada dalam satu garis vertikal dengan ujung jari kai kanan.
  5. Tangan/lengan kiri diangkat rileks kedepan atas.
  6. Dari posisi badan seperti tersebut diatas, badan segera ditundukkan dengan disertai sedikit putaran kekanan, sehingga punggung, tengkuk dan tungkai belakang (kiri) merupakan satu garis miring hampir lurus. Dagu (letak peluru), lutut kanan dan ujung kaki kanan berada dalam satu garis vertikal, atau letak peluru agak dibelakangi. Sebagian besar berat badan bertumpu pada kaki kanan.
  7. Lengan kiri menggantung/menjulur kedepan agak lurus dan rileks.
  8. Kepala rileks, pandangan mengarak kebawah  depan. Dalam posisi menolak ini badan rileks. Selanjutnya diteruskan dengan gerakkan menolak

Gerakkan menolak

Dari sikap/posisi menolak seperti tersebut diatas, maka :
  1. Gerakkan menolak di awali dengan menolakkan kaki kanan sekuat-kuatnya sampai lutut turun lurus, sehingga pinggul terdorong kedepan dan agak berputar kekiri sehingga pinggul menghadap kedepan.
  2. Saat itu pula bahu diputar kekiri (lengan dan bahu kiri jangan sampai turun, tetapi diangkat kira-kira setinggi kepala), sehingga dada terbuka dan menghadap serong atas depan. Berat badan mulai pindah kekiri.
  3. Gerakkan diturunkan meluruskan kaki kiri dengan kuat, dan saat itu pula lengan kanan diturunkan untuk menolakkan peluru, didertai dengan lecutan pergelanngan tangan dan jari-jari (terutama jari telunjuk, tengan dan jari manis).
  4. Pada saat (selama) gerakkan menolak berlangsung, kedua kaki harus benar-benar  lurus serong kedepan  dan telapak kaki pada bagian ujungnya masih kontak dengan tanah. Jadi saat menolak tidak dilakukan dengan melompat,dimana kedua kaki sama-sama melayang (lepas dari tanah).
  5. Saat menolak peluru, sikap kepala dan bahu harus tengadah, pandangan tertuju  kearah sasaran.

Gerakkan setelah menolak
  1. Saat peluru lepas dari tangan, seluruh badan dijulurkan kedepan arah sasaran. Demikian pula bahu dan lengan kanan dibiarkan menjulur mengikuti arah/jalannya peluru (follow though).
  2. Agar badan tidak terjerumus keluar lingkaran, maka kaki belakang (kanan), harus cepat dilangkahkan kedepan dan berpijak di dekat bekas telapak  kaki kiri, yang saat itu pula kaki kiri telah ditari/diayun kebelakang. Perpindahan kaki belakng kedepan ini juga merupakkan gerakkan ikutan.
  3. Untuk mengerem agar badan tidak jauh kedepan (keluar lingkaran), hendaknya sesaat kaki kanan melangkah kedepan, lutut-lututnya harus segera ditekuk.
  4. Sehubungan dengan saat ituu  maka pada lapangan/lingkaran tolak peluru terdapat papan/balok penahan yang berfungsi untuk menahan gerakkan kaki agar tidak keluar dari lingkaran. Oleh sebab itu (sesuai dengan peraturan) apabila bagian kaki penolak menyentuh bidang bagian dalam balok penahan, tidak dianggap sebagai suatu pelanggaran, (tetapi bila menyentuh/menginjak bidang bagian atas/permukaan hal itu dinyatakan sebagai suatu pelanggaran).


Menolak Peluru tanpa awalan

Pembahasan berikutnya mengenai Awalan atau gaya dalam tolak peluru

Belum ada Komentar untuk "Tahapan-tahapa dalam Tolak Peluru"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel